Wednesday, September 14, 2011

Glasswool NOB1 Setelah 6 Bulan

Genap 6 bulan sudah saya ganti glasswool utk knalpot NOB1 di Minerva VX saya (pasang pertengahan Maret 2011). Kini (bln September 2011) waktunya melihat kondisinya, sekaligus memberi opini (sifatnya pribadi) dari kegiatan utak-utik knalpot dulu.


Cek beberapa hal berikut ini.
- silencer NOB1 yg panjang lebih mampu meredam suara dibanding silencer pendek.
- silencer NOB1 yg pendek lebih mendukung utk mengail akselerasi motor dibanding silencer panjang (kasus di Minerva VX saya).
- glasswool merk NOB1 lebih mampu meredam suara dibanding glasswool putih/kuning biasa (lha iyalah, wong harganya juga berlipat-lipat lebih mahal... )
- db killer NOB1 mampu meredam kebisingan suara knalpot dgn signifikan (lha pasti lah, namanya juga db killer...), namun sedikit banyak akan mengebiri performanya.
- silencer diisi glasswool saja, karakter suara akan ngebas agak cempreng (didengar dari pengendara, db killer dipasang).
- semakin padat pengisian glasswool, suara bakal lebih teredam (tapi kalo terlalu padat, kenapa karakter ngebassnya malah berkurang ya...? )
- kombinasi peredam: serabut stainless (lapisan terdalam), glasswool NOB1, mat fiber (lapisan luar) menghasilkan karakter suara yg halus tapi cempreng (didengar dari pengendara, db killer dipasang).
- kombinasi peredam: mat fiber (lapisan terdalam), serabut stainless, dan glasswool (lapisan terluar) menghasilkan karakter suara halus padat (didengar dari pengendara, db killer dipasang); ini yang paling pas di kuping saya.


Sementara itu dulu. Knalpotnya sendiri belum dibedah ulang buat ngecek kondisi glasswool. Maklum, posisi motor Minerva VX lagi dibawa kakak Semarang hingga beberapa bulan ke depan.*

Tuesday, September 13, 2011

Ganti glasswool, NOB1 adem lagi

Sabtu sore kemarin terlaksana juga ganti glasswool di knalpot NOB1. Cerita bongkarnya ada di sini: http://solo-onlens.blogspot.com/2011/09/mengintip-jeroan-knalpot-nob1.html

Saya pake tiga bahan: serabut stainless yg buat cuci piring (2 bungkus @2rb), lembaran anyaman serat fiber (3 lembar @3,5rb), dan glasswool putih merk NOB1 (1 bungkus besar 30rb). Idealnya, serabut stainless ditaruh di lapisan terdalam (cukup 1 lapis saja) guna menahan panas dari pipa agar tdk langsung mengenai glasswool (biar awet). Namun ini tidak saya lakukan krn punya pertimbangan: kalau kena air, serabut logam ini bakal berkarat dan rapuh.

Glasswool NOB1 ukuran besar (gambar ambil dari situs NOB1 Racing):


Penampilan mat fiber (gambar diambil dari internet dgn bantuan mab google - lupa)


Serabut stainless yang biasa buat cuci piring (gambar ambil dari Forum-Vixion)



Maka susunan peredam saya buat sebagai berikut.
- Lapisan paling dalam: lembaran serat fiber dilapiskan ke pipa 'sarangan'. Entah benar atau tidak, saya berpendapat serat ini tahan panas shg dapat melindungi glasswool dari panas berlebih. Kalo ternyata saya salah, pasti lapisan ini cepet hancur (nanti saya buktikan lagi)....
- Lapisan tengah: 1 lapis serabut stainless, sebagai penyekat agar glasswool tdk langsung menyentuh serat fiber. Dalam pemasangannya, serabut ini dibiarkan berpilin-pilin (dililit longgar, ketebalan 0,5 - 1 cm). Sepertinya serabut stainless ini tidak memiliki efek peredaman suara, sehingga tidak perlu terlalu tebal.
- Lapisan terluar: glasswool putih. Satu lembar glasswool NOB1 kemasan besar ternyata terlalu banyak, sisanya saya potong dengan gunting. Namun agar lebih padat, sisa ini saya jejalkan lagi di bagian tepi (setelah pipa terpasang di tabung silencer). Agar gampang dimasukkan ke tabung silencer (dan bentuk gak berubah) maka bagian luar saya ikat dgn sisa2 serabut stainless.

Setelah pipa + peredam dimasukkan ke silencer, bagian belakang dikencangkan dengan paku keling/rivet. Sedang ujung depan untuk sementara saya pasangkan paku ulir. Ntar buat ngecek kondisi glasswool setelah 1 atau 3 bulan....

Waktu diuji coba, hasilnya memuaskan (melibatkan 3 pasang kuping). Suara di rpm rendah mirip (bahkan sedikit lebih adem) dengan NOB1 baru (yg glasswoolnya masih utuh). Suara di rpm tinggi tetep adem cenderung sember. Seingat saya, pada NOB1 dgn peredam/glasswool bawaan, suara di rpm tinggi akan teriak keras dan cenderung cempreng. Singkat kata: peredaman suara sukses, tinggal menunggu pembuktian daya tahannya. Oh ya, uji dengar ini dilakukan dengan db killer terpasang. Blom coba kalau db killer dilepas. Justru malah kepikiran untuk membuat lubang lebih banyak di db killer ......

Sekarang, silencer NOB1 ini (yg ukrn panjang) saya pasang di bebek Grand. Motor ini biasa dipake yg momong anak saya, guna antar jemput sekolah TK. Kebetulan pake NOB1 juga. Yang mengejutkan, ternyata silencer panjang membuat karakter mesin Grand menjadi lebih enak. Mungkin ada benarnya pendapat bahwa motor bebek harian ber-cc kecil lebih cocok pake silencer panjang, mirip knalpot standarnya ....

Terdorong oleh rasa penasaran, silencer pendek ikut-ikutan saya bongkar utk melihat kondisi glasswool. Dilihar dari tepi, glasswool tampak masih utuh n berwarna kuning (tdk terbakar). Ternyata, bagian dalamnya sudah hangus (terutama sisi bawah yg langsung tersembur asap dari mulut silencer). Karena kehabisan bahan (bongkar jam 11 malam, tersisa 1 lembar serat fiber + 2 bungkus sabut stainless buat cuci piring), maka terpaksa sisa glasswool kuning bekas silencer panjang dipake lagi .....
- lapisan dalam: 1 lembar anyaman fiber.
- lapisan tengah: serabut stainless.
- lapisan tepi: glasswool kuning disusun padat, sebagian kondisinya sdh hitam kebakar. Secara fisik, serat2 glasswool kuning lebih kecil dan halus/lembut serta lebih rapat/padat dibanding glasswool putih.

Ketika diuji coba di Minerva VX, suaranya kembali adem (seperti NOB1 baru) dan lebih ngebass dibanding silencer panjang. Secara umum, suara dgn silencer panjang lebih adem dibanding silencer pendek (blm yakin, karena pengaruh perbedaan panjang - selisih ±5 cm - ataukah krn perbedaan isi peredam). Setahu saya, glasswool kuning memang mempunyai efek peredaman suara yg lebih bagus, makanya banyak dipake di kotak speaker. Harganya murah, lagi. Sayang tidak awet buat knalpot krn tidak tahan panas.....

So, bagi agan2 pengguna NOB1, harap diperhatikan kalau glasswool bawaan NOB1 cepet habis kebakar. Kalau demen suara knalpot adem, sebaiknya glasswool diganti setelah pemakaian sekitar 3 - 5 bulan. Pilih glasswool yang berkualitas dan tahan panas...

(posting pindahan dari forum Kaskus)

NOB1 Silencer Panjang V.S. Pendek

Berhubung silencer knalpot NOB1 di Minerva VX sya baru dilepas, mo dipasang glaswool, maka untuk sementara saya pasangin silencer NOB1 yg biasa dipake di Karisma (Karisma balik pakai knalpot standar). Silencer NOB1 untuk bebek lebih pendek beberapa cm dan diameter lubang yg terhubung ke leher knalpot lebih kecil. Agar bisa dipasang, penutup depan silencer yg panjang (biasa dipake di VX) saya lepas dan dipasangkan ke silencer yg pendek. Tutup yg disilencer pendek tentu dilepas terlebih dahulu. Ternyata silencer yang pendek ini gampang dilepas...

FYI, knalpot NOB1 khususnya model 3Bold punya dua macam silencer: pendek dan panjang. Yg pendek biasa dipakai di motor bebek, kecuali bebek super macam Jupie MX, CS-1, FU, dst. Sedang yg panjang biasa dipake di motor laki (motor seport). Untuk motor apapun, silencernya ya itu-itu saja. Harganya juga begitu (2010 - 2011): pendek 200-an rb, panjang 300-an rb, kecuali utk Ninja 250 yg kelewat mahal. Yg beda cuma panjang pendek dan bentuk lekukan leher knalpot, itu aja. Pantas aja, tiap ada motor baru, NOB1 bisa cepet bikin knalpot alternatifnya. Efeknya, knalpot ini terkesan pasaran, gak eksklusif. Maklum, mana ada barang eksklusif yang murah... he.. he.. he...
Berikut penampakan silencer tsb terpasang di Minerva VX.

Knalpot standar Minerva VX:


Knalpot NOB1 silencer panjang:


Knalpot NOB1 silencer pendek:


Sehari-hari, Minerva VX saya pakai knalpot NOB1 dgn silencer panjang, silencer standar NOB1 untuk motor laki. Begitu nyoba pake silencer pendek, stang terasa lebih bergetar, bahkan sejak di rpm rendah. Tapi getaran di rpm tinggi, rasanya sama aja dgn wktu pake silencer panjang. Pas dicoba tes jalan, terasa banget kalo tarikan motor lebih yahud (gir blk sudah diturunkan jadi 36, dari standard 38 mata). Kalau dibanding2-kan, respons tarikan saat perpindahan gigi mirip waktu VX saya belom ganti gir belakang (uk. 38). Tenaga mesin di rpm rendah (4rb - 6rb) juga lebih ‘keluar’. Hal ini terasa waktu dicoba jalan pake gigi 5 rpm rendah. Selama pake silencer panjang, jalan di gigi 5 kalo rpm-nya rendah, maka tenaganya jadi ngemposss, loyo, buat menaikkan rpm lagi butuh betotan gas yg 'lebih'...

(posting pindahan dari forum Kaskus)

Mengintip Jeroan Knalpot NOB1

Ceritanya, saya ada 3 biji knalpot NOB1 3Bold, yaitu untuk Minerva VX, Karisma, dan Grand. Setelah penggunaan sekitar 4 - 6 bulan, ternyata suara knalpot yang mulanya adem (db killer terpasang), sedikit demi sedikit mulai keras dan cempreng, terutama yang terpasang di Minerva VX karena jam larinya memang lebih kencang. "Mungkin pertanda glasswool mau habis," pikir saya.



Akhirnya, saya coba beranikan diri untuk bongkar silincer NOB1. Ternyata tak semudah yg diduga... Mula2 lepas silincer dari leher knalpot, lepas juga penutup belakang pake kunci L. Habis itu, paku keling yg nongol di body knalpot dilepas, bisa dipukul pake ujung obeng minus (gampang lepas krn bahannya lunak, dari aluminium). Sisa paku keling yg masih nongol di lobang dilepas pake ujung paku/obeng plus (dipukul ke dalam). Setelah itu, isi knalpot dikeluarin dari lapisan pembungkusnya. Ini yang susah, bahkan sampe jam stgh 11 malem saya blom berhasil. Seret bener ......

Kemarin sore sepulang kerja, saya perhatikan lagi dgn cermat, kenapa sarangan NOB1 sukar dilepas... Karena benar2 sulit, akhirnya diakalin dgn melonggarkan ujung kulit silencer dengan obeng minus (untuk kedua sisi) dan akhirnya bisa lepas juga...

Ternyata, sarangan NOB1 tidak dilas dgn penutup samping. Dengan demikian kalau akan mengganti glasswool, cukup membuka salah satu penutup saja. Bisa depan maupun belakang, sama aja. Berikut penampakan jeroan NOB1 3Bold.





Dari jepretan foto HP sederhana di atas, terlihat bahwa knalpot NOB1 standar menggunakan glasswool warna kuning. Menurut berbagai sumber yg saya baca n tanya sana-sini, glasswool warna kuning harganya lebih murah (2rb per potong kecil di toko elektronik) namun cepat kebakar. NOB1 sendiri juga menyediakan glasswool warna putih dgn harga 20rb (kemasan kecil) dan 30rb (kemasan besar, ukuran 300mm × 400mm). Kabarnya glasswool ini lebih tahan lama, semoga...

Kondisi glasswool bawaan NOB1 sendiri setelah 8 bulan dipakai (11rb-an km) terlihat seperti foto: kempes/menggumpal dan sebagian sdh terbakar. Pantas aja suaranya jadi berisik... Sedangkan kondisi logam "sarangan" sendiri masih cukup baik, tidak berjelaga, tidak berkarat, dan tidak rapuh. Bentuknya berupa tabung memanjang, di bagian depan diameternya kecil, kemudian membesar ke belakang membentuk lobang pembuangan asap. Meski berlubang2, sarangan ini terbuat dari logam yang keras, sehingga kokoh menjepit kedua lobang silencer meski tanpa dilas...

(posting pindahan dari forum Kaskus)

Sunday, September 16, 2007

Solo International Ethnic Music Festival 2007

Solo International Ethnic Music (SIEM) Festival and Conference was taken place on September 1st until 5th, 2007 in Vastenburg Castle, Solo, Indonesia. This music festival was followed by some countries. They are Netherland, Iraq, Greek, Australia, Korea, Bengal, India, Philippine, and Indonesia. Indonesia was the host of this occasion. Indonesia showed ethnical music from Papua, Kalimantan, Padang Panjang, Makassar, Bandung, Madura, Palu, Aceh, and Solo. This festival was performed at night. It began at 8 o’clock. The unique location (castle that build by Netherland colonizer many years ago) which was supported by the representative stage, good lighting, and fine sound system made each performance absolutely exciting. The audiences were very enthusiastic to see this festival. Actually, the audiences were not the Solonese people only, but they are also people coming from other towns. We hope the same occasion will be held again in Solo in another time.
Here are some photos about the Solo International Ethnic Music Festival that I took on the last day, September 5th, 2007.


The banner












The entrance












The stage












The audience













Participant from Madura













Gong Arrangement














Participant from Netherland














Practised with Indonesian children













Jadug’s performance













Back home...

Sunday, August 12, 2007

Saya akan mencoba menuliskan apa-apa yang ada di benak saya di blog ini, sekiranya bermanfaat khususnya bagi saya di kelak kemudian hari (maklum, mulai pikun dan pelupa), dan juga mungkin bagi pembaca semua... :)